Sudah setahun berlalu semenjak Covid-19 masuk ke Indonesia. Sudah setahun juga kita menerapkan 3M, Mencuci tangan, Memakai masker, dan Menjaga jarak. Di awal pandemi dari 3 hal tersebut paling sering saya lakukan adalah mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer. Tapi sekarang saya agak mengurangi membersihkan tangan, terutama menggunakan hand sanitizer. Alasannya karena kulit tangan saya jadi semakin kering, bahkan sempat iritasi. Setelah cari-cari tahu sana sini, ternyata saya pernah mengalami yang namanya over-washing.
Jangan ditiru karena yang saya lakukan tidak baik. Membersihkan tangan menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer tetap dilakukan sebijaknya agar kita terhindar dari Covid-19. Tapi saya sungguh mengalami yang namanya over-washing yang justru tidak baik untuk kesehatan kulit saya.
Over-washing adalah kondisi dimana kita terlalu sering membersihkan tangan dengan berlebihan menggunakan sabun atau cairan pembersih atau hand sanitizer sehingga membuat kulit tangan menjadi iritasi. Enggak bisa dipungkiri memang di awal pandemi datang saya panik dan sebagai orang yang memiliki tendensi OCD, bisa terbilang saya bisa cuci tangan beberapa jam sekali. Meskipun sudah mencuci tangan, rasanya tidak cukup kalau tidak menggunakan hand sanitizer satu jam sekali.
Hasilnya tangan saya menjadi iritasi, memerah, dan terasa perih saat terkena sabun atau handsanitizer. Sebagai penulis yang terbiasa melakukan riset, saya mulai mencari referensi termasuk mendatangi dokter. Jawabannya adalah over-washing atau berlebihan dalam membersihkan tangan.
Memang hal yang berlebihan itu tidak pernah baik. Sama dengan mencuci tangan terlebih bisa menggunakan hand sanitizer. Belum lagi bila kita enggak tahu betul apakah hand sanitizer ini aman untuk tangan, karena saya temui beberapa yang ternyata tidak mengandung pelembab atau aloe vera yang terbukti bisa melembabkan.
Kenapa over-washing bisa terjadi?
Fokus kita saat ini pastilah untuk menjaga diri dan orang yang tersayang dari Covid-19. Yang artinya protokol kesehatan seperti mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak, adalah kewajiban. Karena 3M adalah hal yang baik dan mudah untuk dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19. Namun mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer sebagai bagian dari kebiasaan baru ini juga ternyata memengaruhi tekstur dan respon dari kulit kita.
Baca juga :
Skin barrier terdiri dari berbagai komponen kompleks salah satunya adalah matriks lipid. Lapisan lemak dan ceramide yang menjaga semua bahan baik, seperti pelembab. Ketika mencuci tangan lebih sering dari biasanya, ternyata bisa mengganggu skin barrier. Karena sabun atau hand sanitizer tidak membedakan antara apa itu kotoran, bakteri, atau kuman, dan mana yang sehat atau minyak yang sebenarnya ramah kulit. Semuanya dibersihkan.
Kulit kita pastinya akan mencoba untuk menjaga dan menghasilkan minya yang cukup untuk menjaga kelembaban tetap berjalan. Tapi ini membuat kulit untuk bekerja lebih keras. Jika gagal, dapat menyebabkan kondisi dimana skin barrier terganggu sehingga terjadi iritasi kulit.