Kurang lebih 80 persen orang di dunia pernah mengalami jerawat dalam hidup mereka. Enggak sedikit juga orang yang masih percaya sama mitos jerawat yang membuat mereka semakin gagal dalam menangani kondisi kulit tersebut.
Mitos-mitos ini selain bisa memperburuk kondisi kulit, juga bisa membuat orang jadi ekstrem dalam menangani atau menghadapi jerawat. Maka dari itu, sudah saatnya acne fighter mengabaikan mitos-mitos umum yang sering ditemui, atau masih dipercaya sampai sekarang. Contohnya, seperti jerawat rindu.
Selain jerawat rindu, masih ada 10 mitos lainnya tentang jerawat yang wajib kamu ketahui dan segera ucapkan selamat tinggal.
Mitos 1: Hanya remaja yang berjerawat.
Meskipun jerawat paling sering muncul pada remaja, jerawat juga banyak yang muncul pertama kali pada orang berusia 20-an dan 30-an. Orang-orang dari segala usia bisa kapan saja mendapatkan jerawat.
Karena mitos yang satu ini tidak benar, kesimpulannya usia berapapun tetap disarankan untuk menjaga kesehatan dan kebersihan kulitnya dengan baik. Dengan begitu, jerawat tidak perlu muncul.
Mitos 2: Jerawat disebabkan oleh kotoran.
Munculnya jerawat tidak dapat dilacak karena kotoran atau kebersihan yang buruk. Padahal, terlalu sering mencuci atau menggosok terlalu keras dapat mengiritasi kulit dan memperburuk jerawat.
Umumnya, jerawat di pipi disebabkan oleh produksi minyak atau sebum berlebih serta penumpukan sel-sel kulit mati dalam pori-pori kulit sehingga membuatnya tersumbat. Apabila penumpukan tersebut terjadi, bakteri jadi lebih mudah berkembang dan memicu peradangan.
Mitos 3: Makan cokelat dan makanan berminyak menyebabkan jerawat
Tidak ada hubungan yang terbukti antara cokelat, pizza, keripik kentang, kentang goreng, burger keju, dll., dan wabah jerawat. Penelitian terbaru menunjukkan hubungan antara jerawat dan produk susu non-organik.
Mitos 4: Stres menyebabkan jerawat.
Pernyataan ini tidaklah benar. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa jika Anda sudah memiliki jerawat, stres memang memperburuknya. Para peneliti telah menemukan bahwa luka, termasuk jerawat, jauh lebih lambat dalam penyembuhan ketika seseorang sedang stres.
Mitos 5: Memencet jerawat membuatnya lebih cepat hilang
Justru sebaliknya: Memencet jerawat dan komedo dapat menyebabkan peradangan tambahan, infeksi dan jaringan parut.
Mitos 6: Menjadi cokelat membantu menghilangkan jerawat
Sedikit waktu di bawah sinar matahari tidak akan menyakitkan, tetapi paparan sinar ultraviolet yang terlalu lama dari matahari atau perangkat penyamakan dapat mengiritasi kulit dan menyebabkan lebih banyak jerawat. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko kanker kulit.
Mitos 7: Jerawat akan hilang dengan sendirinya
Jerawat biasanya tidak sembuh dengan sendirinya. Tanpa pengobatan, jerawat seringkali dapat berkembang dan memburuk.
Mitos 8: Jatuh cinta menyebabkan jerawat
Banyak yang mengaitkan perasaan jatuh cinta dengan kemunculan jerawat. Sayangnya, hal ini hanyalah mitos belaka. Jatuh cinta tidak ada kaitannya sama sekali dengan timbulnya jerawat.
Kemungkinan, mitos ini timbul akibat kesamaan waktu munculnya jerawat dan kemampuan untuk lebih memperhatikan lawan jenis. Ya, keduanya umumnya muncul kira-kira pada masa pubertas, ketika terjadi perubahan hormonal pada tubuh.
Mitos 9: Obat jerawat membuat ketergantungan
Ketahuilah bahwa obat jerawat tidak memicu ketergantungan, tetapi bisa mencegah timbulnya jerawat. Ketika sudah tidak dirawat dengan obat, maka wajar saja apabila jerawat muncul kembali.
Penting juga diingat, penanganan jerawat menggunakan obat dari dokter ini sebaiknya dikombinasikan dengan gaya hidup sehat. Bersamaan dengan penggunaan obat dan treatment kulit yang disarankan, perbaiki juga gaya hidup.
Mitos 10: Kulit kering bisa terhindar dari jerawat
Memang benar bahwa jerawat lebih erat kaitannya dengan kelebihan minyak di wajah. Namun, jika kulit wajah tidak dibersihkan dengan teratur dari debu, kotoran, atau make up, jerawat bisa saja muncul, sekalipun kulit kering.
