Pengaruh Hormon Terhadap Kulit Enggak Bisa Dianggap Remeh

Bukan sekedar mitos belaka, pengaruh hormon terhadap kulit memang nyata adanya. Juga, enggak cuma wanita, pria juga bisa lho mengalami kondisi ini. Penjelasan lebih lengkapnya akan kita bahas dalam artikel ini.

Hormon adalah pembawa pesan kimiawi yang mengoordinasikan aktivitas semua sel dan jaringan yang berbeda dalam tubuh kita. Hormon yang diproduksi oleh satu kelenjar kecil dapat beredar ke seluruh tubuh kita untuk memicu efek yang berbeda di area yang berbeda. Biasanya, efek ini menguntungkan. Namun, ketika kadar hormon lebih tinggi atau lebih rendah dari normal atau jika kita memiliki ketidakseimbangan hormon yang terus-menerus, itu dapat menyebabkan masalah. Beberapa masalah hormonal ini dapat menyebabkan efek yang terlihat pada kulit kita.

Hormon dan Jerawat

Salah satu masalah kulit hormonal yang paling umum adalah jerawat. Jerawat terjadi ketika folikel rambut tersumbat oleh minyak dan kulit mati. Bahan yang terperangkap dapat menarik bakteri dan menyebabkan peradangan, mengakibatkan bintik-bintik.

Hormon dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya flek karena mempengaruhi jumlah minyak yang diproduksi kulit kita. Semakin banyak minyak yang dibuat, semakin besar kemungkinan folikel tersumbat.

Hormon utama yang terlibat dalam jerawat adalah testosteron. Tingkat testosteron yang lebih tinggi dikaitkan dengan lebih banyak produksi minyak dan risiko jerawat yang lebih tinggi. Inilah sebabnya mengapa jerawat adalah masalah umum bagi anak laki-laki selama masa remaja. Saat kadar testosteron mereka memuncak, anak laki-laki akan sering berakhir dengan masalah kulit.

Testosteron biasanya dianggap sebagai hormon pria karena kadarnya bisa jauh lebih tinggi pada pria. Namun, wanita juga memproduksi testosteron. Dampak testosteron biasanya lebih ringan pada wanita karena seimbang terhadap efek hormon wanita seperti estrogen. Namun, ketika kadar hormon wanita ini turun menjelang akhir setiap siklus menstruasi, efek testosteron pada kulit bisa menjadi lebih jelas. Banyak wanita akan mulai mengembangkan bintik-bintik pada hari-hari sebelum menstruasi mereka tiba.

Jerawat hormonal yang terkait dengan siklus menstruasi sangat umum terjadi pada wanita, terutama selama usia 20-an. Namun, bintik-bintik terkadang bisa menjadi tanda dari kondisi mendasar yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Misalnya, wanita yang memiliki sindrom ovarium polikistik memiliki kadar hormon pria yang lebih tinggi yang dapat menyebabkan masalah kulit bersama dengan gejala lain seperti menstruasi yang tidak teratur.

Menopause dan Kulit

Hormon tidak hanya menyebabkan masalah kulit bagi wanita karena siklus menstruasi. Perubahan kadar hormon yang terjadi saat kita melewati masa menopause juga dapat memicu masalah kulit tertentu.

Selama menopause, ovarium berhenti memproduksi hormon yang membantu mengontrol ovulasi dan siklus menstruasi. Efek yang dimiliki hormon-hormon ini pada bagian lain dari tubuh kita juga akan hilang dan perlu beberapa waktu untuk menyesuaikan. Keseimbangan hormon yang berbeda dalam tubuh kita sangat berfluktuasi selama menopause, tetapi akan menjadi lebih stabil pada waktunya.

Efek utama menopause pada kulit kita terjadi karena penurunan estrogen. Salah satu efek estrogen adalah merangsang produksi kolagen di kulit kita. Ini juga mendorong produksi minyak kulit, tetapi tanpa efek negatif testosteron. Ketika kulit kita kehilangan rangsangan ini selama menopause, itu dapat menyebabkan kulit mengering dan kehilangan elastisitas. Banyak wanita menderita kulit kering dan gatal selama menopause sebagai akibat dari ketidakseimbangan hormon.

Karena masalah kulit ini terkait dengan ketidakseimbangan hormon dan penurunan estrogen selama menopause, gejalanya dapat dikurangi dengan terapi penggantian hormon (HRT). Namun, HRT tidak tepat untuk semua orang dan kebanyakan wanita hanya ingin meminumnya sebentar sampai kadar hormon mereka menjadi lebih stabil. Pilihan lain seperti mengubah rutinitas perawatan kulit kamu juga dapat membantu mengatasi masalah kulit menopause dan membantu kamu merawat kulit setelah menopause.

Hal utama yang dapat kamu lakukan untuk merawat kulit saat ini adalah menggunakan lebih banyak pelembab untuk menghidrasi dan melindungi kulit. Makan makanan yang seimbang dan berolahraga secara teratur juga dapat membantu memperbaiki kondisi kulit kamu dengan memberikan nutrisi dan meningkatkan sirkulasi. Kamu juga harus berkonsultasi dengan dokter kulit jika mengalami masalah kulit karena mungkin ada perawatan yang dapat meredakan gejala iritasi seperti gatal. Dokter juga akan dapat memastikan bahwa masalahnya terkait dengan ketidakseimbangan hormon daripada kondisi kulit lain yang mungkin memerlukan perawatan.

-25%
-25%
-25%
-25%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *